yang tinggi.
- Kita mulai dengan memeriksa fase utama pada siklus hidup engembangan program.Diskusi di fokuskan pada tipe pengalaman yang baik dan konsen pengendalian yangharus dilakukan oleh Auditor pada tiap fase.
- Selanjutnya kita akan memeriksa cara lain untuk mengorganisasikan dan mengatur tim programmer, dari sudut pandang pengendalian kita akan memfokuskan pada keuntungan dan kelemahan perbedaan struktur tim yang akan digunakan.
- Pada akhirnya, kita akan memeriksa masalah pengendalian khusus yang timbul dalamkaitan untuk kegiatan dari sistem programmer. Kita mempertimbangkan beberapapendekatan yang dapat digunakan untuk memudahkan persoalan pengendalian.
Siklus Hidup Pengembangan Program
Pembuatan dan pengembangan program adalah merupakan tahap penting alam siklus hidup pengembangan sistem.
Tujuan utama tahap ini adalah untuk menghasilkan atau memperoleh dan menenerapkan program yang berkualitas.
Beberapa karakteristik program yang berkualitas adalah :
a. Berfungsi dengan tepat dan lengkap
b. Mempunyai user interface dengan kualitas tinggi (baik)
c. Bekerja secara efisien
d. Dirancang dan di dokumentasikan dengan baik
e. Mudah untuk pemeliharaan
f. Dapat menyesuaikan di bawah kondisi tidak normal
Jika program mempunyai karakteristik tersebut, aktivitas pengembangan, penerimaan dan implementasi program dapat diatur dengan baik. Dalam pengembangan sistem, auditor dapat menggunakan model siklus hidup untuk lebih memahami, merencanakan, dan menyelesaikan tugas dalam rangka untuk memperoleh s/w dengan kualitas baik. Selama proses audit, model ini juga dapat digunakan sebagai pedoman aktivitas pengumpulan dan evaluasi fakta.
Terdapat enam pedoman dalam pengembangan program, yaitu (lihat gbr.5.1) :
1. Planning
2. Control
3. Design
4. Coding
5. Testing dan
6. Operation and maintenance
Gbr.5.1 Siklus hidup pengembangan program
Perencanaan (Planning)
Tugas utama dari manajemen dalam tahap ini adalah untuk memperkirakan kebutuhan besarnya sumber daya (khususnya jam kerja) yang dibutuhkan dalam pengembangan, pengadaan, dan penerapan software. Jika, sebagai contoh, s/w di buat di rumah (in house), manajemen harus berusaha untuk memperkirakan berapa jumlah baris kode (program) yang di ketik atau banyaknya fungsi yang di buat. Jika suatu software akan dikembangkan dan diimplementasikan secara in-house, manajemen harus memanfaatkan lima teknik perencanaan biaya yang di buat oleh Boehm (1984) sbb :
- Algorithmic Models (model algoritma) : model ini akan memperkirakan jumlah sumber daya yang dibutuhkan berdasar pada faktor biaya, sebagai contoh memperkirakan jumlah instruksi yang harus di ketik (di tulis), bahasa pemrograman yang digunakan, dan perubahan pada permintaan kebutuhan. Dengan menggunakan model COCOMO (Boehm’s (1981)).
- Expert Judgment (penilaian seorang ahli), seorang ahli dapat memperkirakan kebutuhan sumber daya yang diperlukan dalam proyek / pembuatan program. Menurut penelitian Vicinanza et el’s (1991), seorang ahli dapat menjadi pembuat perkiraan yang lebih baik untuk menentukan sumber daya jika dibanding dengan model algoritma.
- Analogy (analogi) : jika proyek software yang sama pernah dibuat, penentuan sumber daya yang dibutuhkan dapat di dasarkan pada pengalaman sebelumnya.
- Top-Down Estimation (Perkiraan atas-bawah) : proyek di pecah kedalam beberapa tugas (pekerjaan), dan penentuan sumber daya yang dibutuhkan oleh setiap tugas tersebut baru dibuat.
- Bottom-Up Estimation (Perkiraan bawah-atas) : jika tugas-tugas sudah di buat terlebih dahulu, kebutuhan sumber daya untuk masing-masing dapat diperkirakan dan di satukan / dikumpulkan untuk keperluan seluruh kebutuhan proyek. Selain memperkirakan kebutuhan sumber daya, manajemen juga harus memutuskan tujuan dari keputusan penting yang dibuat selama fase perencanaan seperti : Pengendalian (Control)
Pada tahap kontrol ini, ada dua tujuan utama yaitu :
- Untuk memonitor kemajuan dan beberapa tahap pada siklus hidup s/w agar tidak bertentangan dengan rencana awal.
- Mengontrol tugas pengembangan, pengadaan dan implementasi s/w, agar s/w dapat diproduksi secara autentik, akurat dan lengkap. Untuk memonitor agar kontrol tidak bertentangan dengan rencana awal, beberapa teknikdapat digunakan seperti :
- a. Work Breakdown Structures (WBS), dengan teknik ini kita dapat mengidentifikasi tugastugas yang spesifik untuk pengembangan, pengadaan, dan implementasi s/w yang dibutuhkan. (Mc.Leod and Smith 1996).Gbr.5.2 Pemecahan struktur untuk order-entry system
- b. Gantt Chart, dapat digunakan untuk membantu mengatur tugas (schedule) (lihat gbr.5.3). Teknik ini akan menunjukan kapan tugas harus dimulai dan diselesaikan, tugas apa yang harus dibuat bersama-sama, dan tugas apa yang harus dihasilkan secara serial. Gbr.5.3 Gantt Chart untuk order-entry system
source
http://v-class.gunadarma.ac.id/mod/resource/view.php?id=xx44636
0 comments:
Posting Komentar