Rasulullah SAW. Sebagai Teladan Kita
PENDAHULUAN
Sudah menjadi tradisi, setiap tahun, tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal, mayoritas umat Islam Indonesia memperingati Maulid Nabi (hari kelahiran Nabi Muhammad SAW). Walau tidak ada nash untuk memperingati hari kelahiran beliau, namun memahami sejarah perjuangan dan dakwah beliau selama 23 tahun menyebarkan agama Islam penting juga.
Karena, Rasulullah SAW adalah suri teladan kita. Baginda dijuluki sebagai The Living Quran (Alquran hidup). Dan ini diperkuat oleh pernyataan Aisyah RA, ”Akhlak beliau (Rasulullah) adalah Alquran.” (HR Abu Dawud dan Muslim).
Sejak kecil Nabi Muhammad SAW hidup dalam kemiskinan dan kesederhanaan. Rumah beliau di samping sebelah timur Masjid Nabawi, sangat kecil. Atapnya rendah terbuat dari rumbia kurma yang bisa disentuh tangan karena pendeknya. Di dalam rumah beliau nyaris tak ada perabot. Yang tampak hanya tempat minum beliau yang terbuat dari kayu keras yang dipatri dengan besi dan sebuah baju besi yang biasa dipakai beliau ketika berperang. Baju besi inipun konon menjelang Nabi SAW wafat digadaikan kepada seorang Yahudi. Tempat tidur beliau selembar tikar dari anyaman pelepah kurma.
Pernah seorang sahabat menawarkan tempat tidur yang lebih layak bagi seorang Rasul Allah. Namun, beliau menjawab, ”Apalah artinya dunia bagiku, bukankah engkau rela mereka memperoleh dunia sedangkan kita memperoleh akhirat?” Begitulah gambaran kesederhanaan beliau yang tidak butuh dunia dan tidak silau dengan gemerlapnya harta.
Rasulullah SAW juga sangat rendah hati. Walau seorang pemimpin agung, beliau tidak mau disanjung dan dihormati serta dielu-elukan. Anas bin Malik RA berkata, ”Para sahabat yang mau berdiri menyambut kehadiran Rasulullah, tidak jadi berdiri, ketika tahu bahwa Rasulullah tidak mau dihormati seperti itu.” (HR Ahmad).
Walau beliau sibuk dengan pekerjaannya, tapi jika mendengar azan, beliau segera ke masjid. Belum pernah Rasulullah shalat di rumah kecuali shalat sunah. Sifat Rasulullah yang lain ialah mudah berkomunikasi dengan siapa pun, berlaku sopan, lemah lembut, sabar, tidak pernah marah walau disakiti, namun wajah beliau akan berubah merah padam bila melihat kemungkaran atau hak-hak Allah diinjak-injak dan dihina.
Sehingga, tidaklah berlebihan kalau Allah sendiri memujinya, ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab [33]: 21).
PEMBAHASAN
MENELADANI SIKAP RASULULLAH SAW.
Shirah nabawiyyah secara global sebelum kenabian
Nabi Muhammad SAW. Seperti yang kita ketahui, merupakan nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT. Ke dunia ini dengan tugas menyempurnakan agama islam. Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang mulia dan sifat-sifat terpuji. Beliau merupakan orang yang paling baik akhlaqnya, paling agung dalam bertetangga. Paling lembut, paling jujur bicaranya, paling lembut wataknya, paling suci jiwanya, paling dermawan dalam kebajikan, paling baik dalam beramal, paling menepati janji, serta paling amanah sehingga beliau dijuluki al-Amin, dan dijadikan sebagai pemutus perkara pada masa jahiliyah.
Nabi Muhammad SAW. Juga memiliki kejernihan berpikir –tipe ideal, ketajaman pandangan, Kecerdikan yang lebih, orisinilitas pemikiran, dan secara bashirah (penuh pertimbangan) beliau berinteraksi dengan manusia terhadap urusannya dan urusan mereka dimana beliau ikut berpartisipasi jika mana urusan tersebut baik dan memilih mengasingkan diri jika tidak. Beliau tidak pernah minum khamar, tidak perah makan daging persembahan untuk berhala, tidak pernah menyembah berhala, menghadiri berbagai macam bentuk hari musyrik dan pesta-pesta dari sejak masa kanak-kanaknya.
Keindahan fisik beliau
Banyak lagi berbagai keistimewaan Rasulullah SAW. Kesempurnaan fisik, akhlaq, dan budi pekertinya yang sulit digambarkan. Ummu Ma’bad al-Khuza’iyyah berkata tentang diri Rasulullah SAW, menjelaskan fisik beliau kepada suaminya, ketika beliau melewati tempat berkemahnya pada saat hijrah, “beliau terlihat sangat tampan, berwajah cerah, bagus bentuk fisiknya, badannya ramping, kepalanya tegak,tampan. Kedua matanya lebar dan hitam, bulu matanya lentik, suaranya agak parau, lehernya panjang, matanya tajam dan gelap, kedua alisnya bak bulan sabit, dan bersambung, rambutnya sangat hitam, apabila diam terpancar darinya kewibawaan, apabila berbicara terlihat akrab, dari kejauhan beliau adalah orang yang paling tampan dan paling elok, dari dekat beliau adalah orang yang paling bagus dan paling manis, tutur katanya manis dan berharga,tidak pendek dan tidak panjang, perkataannya lembut bagaikan mutiara yang tertata rapi. Beliau memiliki teman-teman yang selalu mengelilinginya, apabila beliau berbicara mereka mendengarkan perkataannya, apabila memerintahkan sesuatu mereka bergegas untuk melaksanakannya. Beliau adalah sosok yang ditaati dan disegani, tidak pernah bermuka masam bahkan mencela orang.
‘Aly bin Abi Thalib berkata tentang pribadi Rasulullah SAW. : “perawakan beliau sedang, tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu pendek, berbadan lebar, rambutnya ikal, tidak keriting dan tidak lurus, badannya kurus dan tidak pula gemuk, wajahnya bulat, kulitnya putih bersih. Kedua matanya lebar tajam dan hitam, bulu matanya lentik, tulang persendiannya besar, punggungnya kekar, bulu dadanya lembut dan halus, telapak tangan dan telapak kaki keras. Apabila berjalan seakan berjalan di jalan yang landai, apabila menoleh seluruh badannya juga menoleh, di punggungnya ada tanda kenabian dan beliau adalah penutup para nabi. Beliau adalah orang yang paling bagus telapak tangannya, paling kekar dadanya, paling jujur perkataannya, paling menepati janjinya, paling lembut jiwanya, paling mulia pergaulannya, siapa saja yang secara tiba-tiba memandangnya akan merasa kagum dengannya dan siapa saja yang benar-benar bergaul dengannya akan mencintainya –sampai batas hayam(cinta yang luar biasa). Kemudian ali berkata, aku sama sekali belum pernah melihat ada orang seperti beliau, sebelum dan sesudah.”
Kesempurnaan jiwanya dan kemuliaan akhlaknya
Rasulullah SAW. Sebagaimana yang kita ketahui telah dikaruniai jawami’ul kalim (kalimat ringkas tapi mengandung makna yang tepat), diistimewakan dengan kefasihan lisannya, berperangai luwes, jelas lafadznya, ringkas bicaranya, benar maknanya, tanpa dibuat-buat. Sifat penyantun, sabar, memberi maaf dan sabar pada saat tertimpa musibah, ini adalah sifat-sifat yang ditanamkan Allah.swt kepadanya.
Setiap orang pasti mempunyai kesalahan dan kekeliruan, akana tetapi berbeda dengan Rasulullah SAW, dimana semakin banyak gangguan yang dihadapinya, maka semakin bertambah kesabaran hati beliau, dan tidak ada satupun kesalahan orang bodoh yang tertuju pada beliau kecuali menambah kemurahan hati beliau.
Pada kitab Shahih al-Bukhariy, Aisyah berkata, “Tidaklah Rasulullah SAW. itu diberi kesempatan untuk memilih antara dua perkara kecuali beliau memilih yang termudah diantara keduanya selama tidak mengandung perbuatan dosa, apabila mengandung perbuatan dosa beliau adalah orang yang paling jauh darinya. Rasulullah SAW. tidak membalas seseorang bukan karena untuk kepentingan pribadi, akan tetapi karna syariat Allah telah dilanggar sehingga beliau membalasnya karena Allah. Beliau adalah orang yang paling jauh dari kemarahan dan orang yang paling cepat ridha (rela)”.
Ibnu Abbas berkata, “Nabi SAW. adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya, Jibril menemuinya setiap malam dari bulan Ramadhan untuk mengajarkan kepadanya Al-Qur’an. Kemurahan hati Rasulullah SAW. dalam memberikan suatu kebaikan, lebih cepat daripada angin yang bertiup kencang”.
Beliau adalah orang yang paling berani, menghadapi segala macam kondisi yang sulit. Keberanian, kejantanan, kekuatan dan kepahlawanan beliau disaat berhadapan dengan musuh sudah tidak diragukan lagi, sehingga para pahlawan dan pemberani berulang kali melarikan diri ketakutan dan mundur dengan kekalahan. Ali berkata, “Apabila peperangan telah memanas dan serangan semakin gencar, kami berlindung dibalik Rasulullah SAW. tidak ada seorang pun yang lebih dekat dengan musuh daripada beliau”.
Beliau sangat pemalu dan sangat menjaga pandangan matanya. Abi Sa’id al-Khudri berkata, “Beliau adalah orang yang selalu menundukkan pandangannya, lebih lama memandang kebawah daripada memandang keatas, segala pandangannya merupakan pengamatan, tidak berbicara dengan seseorang dalam hal-hal yang tidak terpuji karena malu dan kemuliaan jiwanya.
Orang yang paling adil, orang yang paling menjaga kehormatan, paling tepat perkataannya, dan paling dapat menjaga amanah, itulah Rasulullah SAW. Hal tersebut telah diakui olej kawan maupun lawan
At-turmudzy meriwayatkan dari Ali radhiyallahu’anhu bahwa, abu jahal berkata kepada Rasulullah SAW. “Kami tidak mendustakanmu, akan tetapi kami mendustakan (risalah) yang engaku bawa”, maka Allah menurunkan firman-Nya,
“Karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah”. (al-An’am: 33).
Nabi Muhammad SAW. adalah manusia yang paling rendah hati dan jauh dari kesombongan, beliau melarang para sahabatnya berdiri untuk menghormatinya, sebagaimana dilakukan bangsa-bangsa lain untuk menghormati raja-raja mereka. Beliau mengunjungi orang-orang miskin dan duduk-duduk bersama orang fakir, menghadiri undangan hamba sahaya, duduk diantara para sahabatnya seakan-akan beliau salah satu diantara mereka.
Aisyah berkata, “Rasulullah SAW. menyambung dan menjahit sendalnya, menjahit bajunya, mengerjakan pekerjaan rumah dengan tangannya sendiri sebagaimana salah seorang dari kalian melakukannya dirumah, beliau seperti manusia pada umumnya, membersihkan pakaiannya, dan menyelesaikan urusannya sendiri.”
Rasulullah SAW. selalu mensyukuri nikmat walaupun sedikit, tidak mencela sesuatu, tidak pernah mencela makanan yang beliau rasakan dan tidak pula memujinya. Apabila kebenaran dihujat, tidak ada yang dapat meredakan kemarahannya sehingga beliau memenangkannya, tidak marah dan tidak membela dirinya sendiri akan tetapi beliau memaafkan. Apabila marah menghindar dan berpaling, dan apabila gembira menundukkan pandangannya. Tawanya adalah senyum berkilauan seperti tetesan embun.
Rasulullah SAW. tidak duduk dan berdiri kecuali dalam keadaan berdzikir, tidak duduk pada suatu tempat yang istimewa, apabila telah sampai pada suatu kaum beliau duduk pada tempat duduk yang tersisa, dan memrintahkannya untuk melakukan hal yang serupa. Memberikan kepada setiap teman duduknya akan haknya sehingga teman duduknya tidak menganggap bahwa ada seseorang yang lebih dihormati dari pada dirinya. Banyak orang merasa senang dengan keutamaan dan kebaikan akhlak yang dimilikinya, mereka saling mendekat kepada beliau dalam kebenaran, dan berlomba-lomba untuk mendapatkan keutamaan dihadapannya dengan bertakwa, majlis mereka adalah majlis yang penuh edngan keramah-tamahan, malu, sabar, dan amanah, tidak ada di dalamnya suara keras, tidak ada perbuatan maksiat dan tidak ditakutkan akan ada kesalahan di dalamnya. Mereka salaing mencintai karena takwa, menghormati yang lebih tua, mencintai yang lebih muda, membantu orang yang membutuhan, dan menghibur orang yang terasing.
Kharijah bin Zaid berkata, “Nabi SAW. adalah orang yang paling terhormat dalam majlisnya, hampir tidak ada perkataan yang keluar, banyak diamnya, tidak berbicara pada hal-hal yang tidak perlu, barpaling dari orang yang berkata tidak baik, tertawanya adalah senyum, perkataanya jelas, tidak berlebih-lebihan dan juga tidak menguranginya, dan tawa para sahabatnya pada saat bersama beliau adalah tersenyum karena menghormati dan mencontoh beliau.”
Dari penjabaran diatas, tentang sebagian dari sifat-sifat nabi, betapa sempurna dan keagungan sifatnya. Hakekat keagungan dan kesempurnaan yang dimiliki Rasulullah SAW. merupakan perkara yang tidak bisa diketahui dan tidak bisa diukur kedalamannya. Allah telah mendidiknya dengan sebaik-baiknya. Allah berfirman kepadanya sebagai pujian terhadapnya :
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (al-Qalam : 4)
SUMBER KEBAHAGIAAN
Pasangan hidup yang Shaleh dan Shalehah
Dalam menjatuhkan pilihan yaitu terhadap calon pasangan hidup, ada beberapa hal yang patut kita pertimbangkan, diantaranya :
1. Faktor agama. Hal ini merupakan pertimbangan yang paling pokok sesuai dengan sabda nabi SAW. “hendaklah engkau memilih wanita yang beragama. “ jika seorang wanita tidak beragama, tentu dia bisa merusak agama suami dan menimbulkan suasana yang kurang baik.
2. Berakhlak baik. sebab jika akhlaknya buruk, maka mudharat yang ditimbulkan lebih besar daripada manfaat yang didatangkannya.
3. Rupa yang menarik. Hal ini diperlukanuntuk menjaga keutuhan rumah tangga. Namun adapula pengecualian. Diriwayatkan al-imam ahmad Rahimahullah. Bahwa dia memilih wanita yang rupanya lebih buruk daripada saudarinya sendiri hanya saja laki-laki seperti ini sangat jarang.
4. Gadis. Karena tabiat manusia tentu saja lebih menginginkan sesuatu yang masih asli, belum tersentuh oranglain, sehingga lebih menciptakan kasih sayang yang lebih sempurna.
5. Nasab yang baik. Berasal dari keluarga yang normal dan beragama.
6. Bukan kerabat sendiri. Dianjurkanbagi laki-laki untuk melihat wanita yang hendak dilamar, wanita juga harus melihat agama calon suaminya, karena laki-laki yang nantinya akan menjadi pemimpin keluarga.
7. Bertakwa.
8. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
9. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
10. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
11.Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
12.Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
13. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
14.Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
15. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
16.Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
17. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
18.Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
19. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
20. Berbakti kepada kedua orang tua.
21. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Anak berbakti
Orangtua bertanggung jawab untuk menjaga, melindungi dan mendidik anak-anaknya sebagai tugas dari Allah SWT. Salah satu tanggung jawab tersebut seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an yaitu mendidik anak berbakti kepada orangtua. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah SWT. menghendaki agar setiap anak berakhlak baik kepada kedua orangtua. Maka penting bagi orangtua untuk mendidik anak mereka berbakti kepada orangtua. Karena orangtua telah berperan besar dalam mengasuh, mengurus, membimbing dan mendidik anak-anaknya.
Allah SWT berfirman berkenaan dengan perihal berbakti kepada orangtua, “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Ketahuilah bahwa anak adalah amanat bagi orang tuanya. Jika anak dibiasakan pada kebaikan, tentu dia akan tumbuh pada kebaikan itu. Tetapi jika anaka dibiarkan pada keburukan, maka dia akan tumbuh pada keburukan itu. Jadi, wali harus menjaga, mendidik, mengarahkan, membimbing dan mengajari anak akhlak-akhlak yang baik, tidak membiasakannya hidup mewah, tidak membuatnya suka pada kesenangan.
Teman yang baik dan bermanfaat
Rasulullah menjelaskan bahwa seseorang sangat tergantung dengan temannya, kebaikan yang ia lakukan atau keburukan yang ia kerjakan. Rasulullah bersabda;
“Seseorang itu tergantung agama temannya, maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan kepada siapa ia berteman”. (HR. Abu Daud).
Seorang muslim harus memilih teman yang baik. Teman yang mampu menjauhkan dirinya dari berbagai dosa dan kemaksiatan. Teman yang mengajak untuk kebaikan. Berlomba-lomba dengan amal sholeh. Mengingatkan manakala lalai. Memberi nasehat untuk bersegera beribadah. Memahamkan hakekat hidup manusia.
Teman yang sholeh akan memberinya harapan kebaikan disaat seseorang terjerumus dalam kemaksiatan. Mendorong untuk bersegera memenuhi panggilan Allah dengan ibadah. Menghadirkan rasa takut akan adzab Allah.
Rasulullah memberikan perumpamaan teman yang sholeh dengan penjual minyak wangi, yang senantiasa mendapatkan bau harum darinya. Sementara teman yang buruk laksana pandai besi yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali keburukan.
Rasulullah bersabda;
“Perumpamaan teman yang shaleh dan teman yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan memberi minyak kepadamu, atau kamu membeli darinya, atau kamu mencium baunya yang harum. Sedangkan pandai besi mungkin akan membakar pakaianmu atau kamu mencium bau yang tidak sedap darinya”. (HR. Bukhari).
Akankah kita mau menjadi orang yang rugi? Berteman dengan orang-orang yang buruk peragai dan akhlaknya. Hari-harinya hanya dipenuhi lumpur kemaksiatan dan dosa. Lesannya dipenuhi dengan ungkapan kotor dan mencela. Hatinya tak pernah syukur. Ia korbankan akherat, hanya nafsu dunia sesaat.Tak ada yang didapatkan dari teman seperti ini selain kerugian dan penyesalan.
PENUTUP
Hindun bin Abi halah memberikan kepada kita gambaran tentang pribadi Rasulullah SAW. dia berkata ‘Rasulullah SAW selalu dalam kesedihan, selalu berfikir, tidak mempunyai waktu istirahat, tidak berbicara kecuali jika perlu, banyak diamnya, membuka pembicaraan dan menutupnya dengan seluruh bagian mulutnya, tidak dengan ujungnya saja, berbicara dengan jawani’ul kalim (perkataan singkat tapi mengandung makna yang luas), jelas, tidak berlebih-lebihan dan juga tidak mengurangi-nya, lembut perkataannya, tidak kasar dan tidak pula remeh.
Sifat-sifat Rasulullah SAW. yang telah dipaparkan sebelumnya-lah yang yang dapat mendekatkan jiwa, kemudian menimbulkan kecintaan dalam hati, menjadikan-nya sebagai panglima yang setiap hati cenderung kepadanya, menundukkan watak kaumnya sebelumnya enggan untuk menerimanya, sehingga mereka berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah SWt.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
“Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa) putera Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka sebutlah, ‘Abdullah wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu A’lam Bis Shawab.
DAFTAR INDEKS
Ar-Rahiq al Makthtumn (edisi revisi), Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Darussalam, 1421 H/2001 M.
Mukhtasar Minhajul-Qashidin, Al-Imam Asy-Syaikh Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah Al-Maqdisy (Ibnu Qudamah), Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Timur, 1997.
Ceramah Ust. H. Aan Anshari, S.Ag. “Meneladani Sikap Rasulullah SAW”
Ceramah Ust. Khaidir, “Akhlak Rasulullah SAW”
(tulisan al ustadz Azhari Asri, judul asli Wanita Ahli Surga Dan Ciri-Cirinya. MUSLIMAH XVII/1418/1997/Kajian Kali Ini)
http://alkhawarizmi.or.id/artikel/hikmah/akhlak-rasulullah-saw/