jum'at, 25 maret 2011 - what people call as 'nyasar '

Selasa, 12 April 2011
Bogor. Home sweet home.
“kaakk, banguun..”
Terdengar seseorang memanggilku, sudah tak asing lagi. Yaa, dia ayahku, orang yang paling aku hormati karena kebijaksanaannya dalam keluarga.  Jam menunjukkan pukul 5 pagi. Hari ini adalah hari jum’at, 25 maret 2011, kuliah dimulai pukul 7.30 , yang artinya saya sudah harus berada di stasiun paling lambat jam 6.00 untuk naik kreta ekonomi ac jam 6.18 supaya tidak telat. Sekiranya bogor depok menempuh waktu kurang lebih 40-50 menit kalau lancar –ada saja kereta mengalami gangguan, entah sinyal, rel, bahkan kereta itu sendiri. tak jarang kereta telat 10-30 menit –tergantung gangguan yang dialami. Pernah waktu itu ada gangguan sinyal, sehingga kereta tidak bisa beroperasi maksimal, dan tahukah kamu ? oleh karena itu, saya menempuh bogor – depok 3 jam ! bayangkan disetiap kesempatan, kereta diberhentikan selama 15-20 menit, sudah begitu, terjadi penumpukan penumpang –sangat cukup menguras emosi dan tenaga. Melelahkan.
Usai sholat, mandi, dan menyiapkan perlengkapan untuk kuliah, segera saya berangkat menuju stasiun –Diantar oleh ayahanda tercinta. 5.45 WIB –perjalanan dari rumah ke stasiun 10-15 menit. Saya bergegas membeli tiket dan alhamdulillah masih tersedia tempat duduk kosong –thanks to ALLAH. Pukul 6.18 –kereta berangkat. Saya terlelap tidur di dalam kereta.
Tak terasa, begitu mata saya terbuka, saya telah sampai stasiun depok lama, yang artinya 3 stasiun lagi sampai ditujuan –depok baru, pondok cina, ui. Suasana kereta penuh sesak, seperti biasa kereta pagi hari selalu sesak dengan banyaknya orang yang kerja. ‘Tidur lagi aahh’, pikirku –tanggung. Yaa, tanggung pikirku, simpel sekali pemikiranku ini, tak terasa begitu mata saya kembali terbuka, pintu kereta menutup dan begitu saya melihat ka arah belakang –jendela kereta, kereta yang saya naiki telah sampai di stasiun ui –diam. ‘sungguh aneeh, tapii nyataa’, senandung lagu almarhum chrisye sangat cocok untuk suasana yang sedang saya nikmati ini.
Tanpa basa basi segera saya beranjak dari tempat duduk, merencanakan turun di pemberhentian selanjutnya –universitas pancasila. Berjuang berdesak-desakan menuju pintu luar. Tahukah anda betapa sulitnya menyelipkan badan –walaupun postur tubuh saya bisa dikatakan  kecil dan kurus,  tetapi tetap saja untuk mencapai pintu keluar diantara banyaknya orang-orang yang berada di dalam gerbong kereta membutuhkan tenaga ekstra.
Kereta memasuki stasiun universitas pancasila. Saya terjebak di tengah kerumunan sambil melantunkan ‘permisii, saya mau turuun’. Kereta berhanti. pintu terbuka. Saya masih belum mencapai pintu keluar –sedang berusaha. Bel tanda kereta akan melanjutkan perjalanan berbunyi –wajah saya menunjukkan tanda-tanda saya akan melakukan sesuatu yang... –silahkan terka sendiri.
Terdengar seorang bapak-bapak berkata ‘sudah tidak ada yang mau turun lagi kan ?’. KESEMPAAN !. saya acungkan tangan saya seraya berteriak ‘SAYA SAYAA MAU TURUUN !!’. sekeliling saya panik melihat posisi saya yang tidak dekat dengan pintu kereta –yang lalu mereka berusaha menggeserkan badan, memberi ruang gerak untuk saya keluar. ‘AYOOAYOO, CEPEETAN DEEK !’ ucap si bapak yang berada di pinggir pintu sembari menahan tertutupnya pintu kereta. Daan... BERHASIIL ! Alhamdulillaah –puji syukur !  saya bisa menghela nafas lega, itulah yang hampir sepenuhnya saya akan rasakan, tapi tuhan berkehendak lain. Cerita unik saya ternyata masih berlanjut.
Ini dia part dua dari perjalanan saya di pagi hari ini. Setelah keberhasilan saya turun dari kereta yang mana disini tuhan maha pengasih lagi maha penyayang, terbukti dari di berinya –lagi. Saya sebuah cobaan sebagai penyegar di pagi hari ini.
Waktu kurang lebih menunjukkan pukul 07 pagi.  Ada sisa waktu 30 menit sampai kelas dimulai. Posisi saya sekarang, stasiun universitas pancasila,sebut saja up, dan disini yang saya tahu, untuk sampai ke daerah kelapa dua, saya harus menaiki angkot berwarna biru –saya tahu karena saya terkadang kerap mengunjungi KFC yang tempatnya tak jauh dari stasiun UP. Tapi sayangnya saya tidak tahu angka yang tertera pada angkot yang akan saya naiki.
Sebuah angkot biru menghampiri saya. Tertera angka 129. Hampir terisi penuh. Saya urungkan niat untuk naik angkot tersebut. Tak lama angkot biru berhenti di depan saya –dengan angka yang saya yakini sama dengan sebelumnya. Duduk dekat dengan pintu. Angkot jalan. Tak lama saya  terpaku dengan tulisan yang saya lihat, ‘ITC – MARGONDA’. Okee, somethings wrong in here.. sepertinya anda tahu apa yang telah saya alami, dimana saya seharusnya menaiki angkot jurusan ‘PASAR MINGGU -KELAPA DUA’. Saya sempat berharap di perduaan, kiri untuk jalan menuju kelapa dua, dan kanan untuk arah margonda. tentu saja mulut saya sudah komat-kamit “belok kiri pleasee, belook kiriii PLEEAASSSEEEEEEE !!!!” –yang tentu saja sebanyak apapun saya berharap hal itu tidak mungkin terjadi kecuali saya menodong supir angkotnya –dan hal itu tentu saja tidak akan saya lakukan ! of coursee !. saya lalu turun di kober (sebutan untuk gang kecil arah masuk stasiun ui. naik d11 -tidak nyasar lagi pastinya ! hehhe. dan sampailah di tempat yang menjadi tujuan saya awal pertama. kampus UNIVERSITAS GUNADARMA. kampus E -pastinya karena letaknya yang berada di kelapa dua. 

hikmah yang bisa di ambil. jangan tidur dalam kereta saya rasaa -walaupun setelah saya memberitahukan ini kepada publik, saya masih akan melakukannya. hehhe. lalu stay fokus ! tanya jalan jika memang tidak tau jalan, jangn coba menaiki angkot like the way i did. cause it will makes u confuse !. that's all folks ! nice too know you read this till it end :D . i really appreciate ur existence here :D

0 comments:

Posting Komentar